Program Dakwah; Da'i Membangun Negeri

Program Dakwah; Dai Membangun Negeri_Tugas dai yang menjadi penyeru mencerahkan merupakan pekerjaan mulia. Apa yang disampaikan seorang dai akan menjadi tabungan jangka panjang yang akan mengalirkan pahala kebaikan. Lereng pegunungan Tengger menjadi saksi bahwa dengan salam dan berbincang-bincang sederhana dengan warga dusun, Islam berkembang pesat. Adalah Ust. Wasito yang telah mewakafkan dirinya untuk berdakwah di pelosok lereng pegunungan Tengger, Lumajang-Jawa Timur. Ia merupakan salah satu dari 3240 dai yang telah dikirim BMH bersama Hidayatullah untuk berdakwah hingga ke pelosok Nusantara.

Program Dai Membangun Negeri memang diharapkan menjadi kekuatan untuk turut memperbaiki tata kehidupan, mencerahkan, dan mencerdaskan masyarakat, guna mewujudkan negeri ini sebagai negeri yang makmur, tentram, dan sejahtera. Dai Membangun Negeri akan terus memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa Indonesia, dengan kader-kader dakwah yang akan mengabdi di tengah-tengah masyarakat.

Saat ini di negeri kita ada satu medan dakwah yang amat sangat menantang, yaitu daerah pedalaman yang tersebar luar dari Sabang hingga Merauke. Menjadi dai pedalaman memiliki banyak tantangan. Mereka menghadapi kondisi masyarakat yang membutuhkan sentuhan khusus dalam menjalankan dakwah. Namun demikian ribuan dai Hidayatullah terus mengabdi dengan mengatasi kendala di lapangan dan di masyarakat dengan berbagai kultur yang melekat. Mereka terus membina umat dan akan selalu berada di tengah-tengah masyarakat terpencil tersebut. Para dai tersebut akan berupaya menjadikan masyarakat pelosok sebagai insan beriman dan bertaqwa, serta mendorong mereka sebagai masyarakat mencerahkan dalam upaya secara bersama membangun negeri ini.

Adapun berikut adalah Program Dakwah; Dai Membangun Negeri: 

1. Motor untuk Dai 

Merupakan penyediaan motor dai untuk para dai yang berada di daerah pelosok yang menghadapi sulitnya kondisi di lapangan dan luasnya jangkauan. Saat ini telah disalurkan motor untuk 76 dai yang telah mengabdikan dan mewakafkan diri seumur hidup untuk berdakwah di masyarakat pedalaman Nusantara, seperti Papua, Sulawesi, pedalaman Kalimantan, pelosok Jawa, dan pedalaman Sumatera.

2. Tunjangan Dai Pelosok

Berupa pemberian bantuan tunjangan bulanan untuk 266 dai yang telah bertugas lebih dari 5 tahun mengabdikan diri berdakwah di pedalaman dan pulau-pulau di Indonesia.

3. Umrah untuk Dai Tangguh

Program ini untuk menjaga semangat para dai dalam membina masyarakat di pelosok, dengan menghadapi tantangan kondisi wilayah dan luasnya jangkauan. Kepada para dai tangguh diberi kesempatan berumrah. Telah diberikan kesempatan umrah kepada 20 dai pedalaman sebagai hadiah atas pengabdiannya dalam berdakwah di masyarakat pelosok Nusantara lebih dari 10 tahun.

4. Bina Muallaf Pedalaman

Terdapat sejumlah muallaf yang berada di kawasan pelosok. Demikian juga terdapat sejumlah desa terpencil yang menjadi sasaran kristenisasi. Terhadap dua kelompok masyarakat tersebut telah ditugaskan para dai untuk membina para muallaf. Para dai tersebut di antaranya telah ditugaskan ke Desa Balung Tunjung, Kecamatan Benjeng, Gresik, Mentawai (Sumatera Barat), Senduro (Lumajang-Jatim), Tanah Toraja (Sulawesi Selatan), dan pedalaman di Papua.

5. Tunjangan Imam Masjid dan Guru Mengaji

Disadari perhatian pemerintah terhadap imam masjid dan guru mengaji masih minim. Dengan maksud para imam masjid dan guru mengaji tetap bersemangat dalam tugasnya melakukan syiar Islam, kepada mereka diberikan insentif. Saat ini telah diberikan tunjangan dan insentif untuk 1000 imam masjid dan guru mengaji. Pemberian tunjangan kepada para imam dan guru mengaji tersebut di masa mendatang diupayakan terus bertambah agar mereka tetap bersemangat dalam mengajar dan memakmurkan masjid.

6. Sebar Qur'an Nusantara

Harus diakui penyebaran al-Qur'an di kalangan umat muslim di Indonesia masih belum merata. Kondisi ini terutama terjadi pada umat muslim yang berada di pelosok, atau umat muslim yang menjadi minoritas dalam suatu wilayah. Kendala lain bagi mereka terkait dengan daya beli yang rendah. Diperkirakan kebutuhan al-Qur'an secara nasional mencapai 30 juta eksemplar per tahun. Bagi para dai pelosok yang berdakwah, mushaf al-Qur'an akan sangat membantu dan memudahkan dalam mengajarkan Islam. Bagi masyarakat pelosok sendiri keberadaan mushaf al-Qur'an di rumah mereka akan memudahkan mereka belajar, memahami, dan mempercepat aktifitas belajarnya terhadap al-Qur'an.

7. Paket untuk Dai Pelosok

Dalam waktu-waktu tertentu 1000 dai pelosok dan pedalaman mendapat paket berupa sarung, baju koko, dan peci sebagai perhatian terhadap pengabdian mereka di masyarakat. Pemberian paket ini juga dimaksudkan agar mereka pun mendapat apresiasi dari masyarakat di lingkungan pengabdiannya, karena memiliki sarana beribadah yang layak.

Tabel Paket Program Dakwah

No.	Program	Target Penerima	Kebutuhan Anggaran	Zakat, Infaq, Shadaqah
1	Motor Untuk Dai*	76 Motor	Rp. 1.064.000.000	Rp. 14.000.000/motor
2	Tunjangan Dai Pelosok	266 dai	Rp. 1.117.200.000	Rp. 350.000/bulan
3	Umrah untuk Dai Tangguh	20 dai	Rp. 440.000.000	Rp. 500.000/paket
4	Bina Muallaf Pedalaman & Kristenisasi**	3 daerah pelosok	Rp. 200.000.000	Rp. 500.000/paket
5	Tunjangan Imam Masjid dan Guru Ngaji	1000 dai	Rp. 200.000.000	Rp. 200.000/bulan
6	Wakaf Sejuta Qur’an***	5.000 mushaf	Rp. 375.000.000	Rp. 75.000/mushaf
7	Paket dai Pelosok (baju koko, sarung, peci)	1000 dai	Rp. 200.000.000	Rp. 200.000/paket

Keterangan:

1. Program motor untuk dai dapat berupa motor bekas layak pakai yang manfaatnya dapat dirasakan untuk kegiatan dakwah.
2. Pembinaan Muallaf Pedalaman oleh dai-dai yang telah ditugaskan dalam bentuk pembinaan keislaman. Fokus di empat titik, yaitu desa Balung Tunjung, Kecamatan Benjeng, Gresik, Mentawai (Sumatera Barat), Senduro (Lumajang-Jatim), Tanah Toraja (Sulawesi Selatan).
3. Untuk Mushaf Edisi Eksklusif terdapat cara mudah membaca Qur’an yang benar beserta terjemahannya + sudah termasuk biaya pengiriman ke daerah pelosok Indonesia.