Dai Wajib Internalisasi dan Transformasikan Al Qur’an
http://bmhsda.blogspot.com/2014/04/dai-wajib-internalisasi-dan.html
Pimpinan Umum Hidayatullah Abdurrahman Muhammad mengingatkan para kader Hidayatullah dan dai pada umumnya untuk selalu memperbaiki tilawah (bacaan) Al Qur’an. Tak semata membaca, tapi juga ada proses internalisasi dan transformasi di dalamnya.
Beliau menegaskan bahwa hal pertama yang harus dievaluasi oleh setiap dai adalah memperhatikan interaksinya dengan al-Qur’an apakah sudah baik atau tidak. Selain tilawah (membaca al-Qur’an) secara intens, para dai dituntut agar mempelajari sekaligus mengamalkan isi al-Qur’an tersebut.
“Semuanya harus diupayakan secara sungguh-sungguh. Mulai dari memperhatikan cara mengaji hingga mengamalkannya. Sebagai wujud mujahadah maksimal dalam urusan (dakwah) ini,” kata beliau pada kegiatan Silaturahim Da’i Hidayatullah di Pare-Pare, Sulawesi Selatan (Sulsel), belum lama ini.
Bagi orang beriman, kata beliau, tak ada jalan lain kecuali menekuni jalan terjal dakwah. Inilah jalan kemuliaan yang ditawarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Untuk itu Allah menawarkan Rahman dan Rahim-Nya lewat sarana ibadah dan taqarrub yang dilakukan oleh seorang hamba.
“Di sana ada jaminan qaulan tsaqilan (perkataan yang berbobot) lewat ibadah shalat lail. Juga kekuatan ruh serta spirit yang hebat jika ia benar-benar membaca dan mentadabburi al-Qur’an dengan benar,” terang Abdurrahman.
Sebaliknya, ketika tilawah dan ibadah seorang hamba tidak beres, dijamin ia langsung tumbang saat menghadapi tantangan dalam berdakwah.
“Baru bertemu sedikit masalah, sudah mengeluh kesana kemari,” sindir Abdurrahman mengingatkan.
Dalam urusan orang beriman, terangnya, puncak seluruh amalan adalah jihad. Jika spirit jihad (haqqa jihadihi) sudah terpancang kokoh dalam jiwa, niscaya akan menggerakkan seseorang untuk bersungguh-sungguh dalam setiap amalan dan kebaikannya. Termasuk dalam perkara berdakwah.
Dengan semangat jihad, diharapkan lahir da’i da’i yang tangguh di lapangan. Tentunya tidak hanya dengan modal semangat. Sebab sebelumnya mereka telah tercerahkan dengan tilawah yang benar (haqqa tilawatihi) dan senantiasa punya sandaran yang kuat kepada Allah (haqqa tuqatihi).
“Tidak boleh loyo dalam berdakwah. Setiap da’i harus punya semangat jihad dalam segala urusannya. Di sana ada janji tentang surga Firdaus,” pungkas Abdurrahman yang diiringi pekikan takbir dari seluruh peserta. */ Masykur Abu Jaulah
http://hidayatullah.or.id/read/kabar-hidayatullah/2014/04/22/dai-wajib-internalisasi-dan-transformasikan-quran/
Beliau menegaskan bahwa hal pertama yang harus dievaluasi oleh setiap dai adalah memperhatikan interaksinya dengan al-Qur’an apakah sudah baik atau tidak. Selain tilawah (membaca al-Qur’an) secara intens, para dai dituntut agar mempelajari sekaligus mengamalkan isi al-Qur’an tersebut.
“Semuanya harus diupayakan secara sungguh-sungguh. Mulai dari memperhatikan cara mengaji hingga mengamalkannya. Sebagai wujud mujahadah maksimal dalam urusan (dakwah) ini,” kata beliau pada kegiatan Silaturahim Da’i Hidayatullah di Pare-Pare, Sulawesi Selatan (Sulsel), belum lama ini.
Bagi orang beriman, kata beliau, tak ada jalan lain kecuali menekuni jalan terjal dakwah. Inilah jalan kemuliaan yang ditawarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Untuk itu Allah menawarkan Rahman dan Rahim-Nya lewat sarana ibadah dan taqarrub yang dilakukan oleh seorang hamba.
“Di sana ada jaminan qaulan tsaqilan (perkataan yang berbobot) lewat ibadah shalat lail. Juga kekuatan ruh serta spirit yang hebat jika ia benar-benar membaca dan mentadabburi al-Qur’an dengan benar,” terang Abdurrahman.
Sebaliknya, ketika tilawah dan ibadah seorang hamba tidak beres, dijamin ia langsung tumbang saat menghadapi tantangan dalam berdakwah.
“Baru bertemu sedikit masalah, sudah mengeluh kesana kemari,” sindir Abdurrahman mengingatkan.
Dalam urusan orang beriman, terangnya, puncak seluruh amalan adalah jihad. Jika spirit jihad (haqqa jihadihi) sudah terpancang kokoh dalam jiwa, niscaya akan menggerakkan seseorang untuk bersungguh-sungguh dalam setiap amalan dan kebaikannya. Termasuk dalam perkara berdakwah.
Dengan semangat jihad, diharapkan lahir da’i da’i yang tangguh di lapangan. Tentunya tidak hanya dengan modal semangat. Sebab sebelumnya mereka telah tercerahkan dengan tilawah yang benar (haqqa tilawatihi) dan senantiasa punya sandaran yang kuat kepada Allah (haqqa tuqatihi).
“Tidak boleh loyo dalam berdakwah. Setiap da’i harus punya semangat jihad dalam segala urusannya. Di sana ada janji tentang surga Firdaus,” pungkas Abdurrahman yang diiringi pekikan takbir dari seluruh peserta. */ Masykur Abu Jaulah
http://hidayatullah.or.id/read/kabar-hidayatullah/2014/04/22/dai-wajib-internalisasi-dan-transformasikan-quran/
Connect Us