Mensyukuri Hidayah
http://bmhsda.blogspot.com/2016/01/mensyukuri-hidayah.html
Oleh: Drs. Wahyu Rahman (Direktur Eksekutif BMH)
Bila ada kemuliaan yang tidak bisa ditebus dengan dunia seisinya, itulah hidayah. Hidayah yang menjadikan hati bisa dengan lapang menerima kebenaran Islam, mengamalkannya, dan mendakwahkannya.
Karena hidayah ini tak terhingga harganya, sudah sepatutnya kita rawat, kita jaga dan tentu saja kita syukuri.
Tahun 2016 telah menyapa kita semua. Untuk itu, mari niatkan dalam hati untuk terus melakukan kebaikan-kebaikan sebagaimana tahun 2015 dengan azam bisa meningkatkannya, baik dalam sisi kualitas maupun kuantitasnya. Karena pada kebaikan yang kita lakukan hakikatnya adalah kebaikan bagi diri sendiri. Pun demikian sebaliknya.
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidakah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushshilat [41]: 46).
Dengan demikian, selagi masih di awal tahun, mari niatkan, rencanakan dan programkan dalam diri, keluarga dan lingkungan kita untuk betul-betul banyak melakukan kebaikan-kebaikan. Tidak saja yang berdimensi ibadah bagi diri sendiri, tetapi juga yang berdimensi ibadah bagi sesama bahkan alam semesta. Inilah wujud penting dari kesungguhan diri mensyukuri hidayah-Nya.
Sedekah
Satu amalan yang berdimensi ibadah pribadi namun juga berdimensi sesama adalah sedekah. Sedekah ini dalam beberapa ayat senantiasa disampaikan sebagai wujud nyata ketakwaan seorang Muslim. Seperti yang termaktub pada Surah Ali Imran ayat 133-134.
Perwujudan takwa yang pertama itu adalah sedekah (infaq) baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Kemudian di awal Surah Al-Baqarah, Allah jelaskan bahwa kriteria orang beriman itu adalah beriman kepada yang ghaib, mendiriikan sholat dan berinfaq (sedekah). Ini menunjukkan bahwa sedekah adalah penekanan langsung dari Allah.
Oleh karena itu wajar jika balasan terhadap amalan sedekah ini juga sangat luar biasa. Bahkan, Allah dan Rasul-Nya memastikan bahwa sedekah itu tidak menimbulkan pengurangan apalagi kerugian.
“Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri kerana mengharapkan keredhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula darjatnya oleh Allah ‘Azzawajalla.” (HR. Muslim).
Dalam ayat 261 dari Surah Al-Baqarah, Allah menjabarkan sedekah di jalan Allah bisa dibalas dengan 700 kali lipat.
Ikhlas
Namun demikian, sedekah tidak bergantung pada ukuran atau jumlah, melainkan keikhlasan. Hal ini menunjukkan bahwa sedekah sebenarnya adalah cara Allah mendidik setiap hamba-Nya untuk memiliki keikhlasan tinggi dalam diri, sehingga senantiasa merasa butuh dan dekat kepada Allah Ta’ala.
Dengan demikian, mari siapkan diri menjadi hamba Allah yang ikhlas. Di antaranya dengan melatih jiwa senantiasa bersedekah dan tentu juga mengamalkan perintah-perintah lainnya yang setiap Muslim mesti bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Dengan ikhlas, insya Allah hidayah yang telah hadir dalam jiwa kita akan senantiasa berpendar dalam kehidupan, sehingga hidup ini tak melulu tentang diri sendiri, tetapi juga sesama, agama, bangsa dan negara. Wallahu a’lam.*
(bmh.or.id)
BMH Sidoarjo
Rekening infaq an Baitul Maal Hidayatullah:
BNI: 0-171-089-937
BCA Syariah: 0-160-030-000
Mandiri Syariah: 7-042-955-293
Bila ada kemuliaan yang tidak bisa ditebus dengan dunia seisinya, itulah hidayah. Hidayah yang menjadikan hati bisa dengan lapang menerima kebenaran Islam, mengamalkannya, dan mendakwahkannya.
Karena hidayah ini tak terhingga harganya, sudah sepatutnya kita rawat, kita jaga dan tentu saja kita syukuri.
Tahun 2016 telah menyapa kita semua. Untuk itu, mari niatkan dalam hati untuk terus melakukan kebaikan-kebaikan sebagaimana tahun 2015 dengan azam bisa meningkatkannya, baik dalam sisi kualitas maupun kuantitasnya. Karena pada kebaikan yang kita lakukan hakikatnya adalah kebaikan bagi diri sendiri. Pun demikian sebaliknya.
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidakah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushshilat [41]: 46).
Dengan demikian, selagi masih di awal tahun, mari niatkan, rencanakan dan programkan dalam diri, keluarga dan lingkungan kita untuk betul-betul banyak melakukan kebaikan-kebaikan. Tidak saja yang berdimensi ibadah bagi diri sendiri, tetapi juga yang berdimensi ibadah bagi sesama bahkan alam semesta. Inilah wujud penting dari kesungguhan diri mensyukuri hidayah-Nya.
Sedekah
Satu amalan yang berdimensi ibadah pribadi namun juga berdimensi sesama adalah sedekah. Sedekah ini dalam beberapa ayat senantiasa disampaikan sebagai wujud nyata ketakwaan seorang Muslim. Seperti yang termaktub pada Surah Ali Imran ayat 133-134.
Perwujudan takwa yang pertama itu adalah sedekah (infaq) baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Kemudian di awal Surah Al-Baqarah, Allah jelaskan bahwa kriteria orang beriman itu adalah beriman kepada yang ghaib, mendiriikan sholat dan berinfaq (sedekah). Ini menunjukkan bahwa sedekah adalah penekanan langsung dari Allah.
Oleh karena itu wajar jika balasan terhadap amalan sedekah ini juga sangat luar biasa. Bahkan, Allah dan Rasul-Nya memastikan bahwa sedekah itu tidak menimbulkan pengurangan apalagi kerugian.
“Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri kerana mengharapkan keredhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula darjatnya oleh Allah ‘Azzawajalla.” (HR. Muslim).
Dalam ayat 261 dari Surah Al-Baqarah, Allah menjabarkan sedekah di jalan Allah bisa dibalas dengan 700 kali lipat.
Ikhlas
Namun demikian, sedekah tidak bergantung pada ukuran atau jumlah, melainkan keikhlasan. Hal ini menunjukkan bahwa sedekah sebenarnya adalah cara Allah mendidik setiap hamba-Nya untuk memiliki keikhlasan tinggi dalam diri, sehingga senantiasa merasa butuh dan dekat kepada Allah Ta’ala.
Dengan demikian, mari siapkan diri menjadi hamba Allah yang ikhlas. Di antaranya dengan melatih jiwa senantiasa bersedekah dan tentu juga mengamalkan perintah-perintah lainnya yang setiap Muslim mesti bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Dengan ikhlas, insya Allah hidayah yang telah hadir dalam jiwa kita akan senantiasa berpendar dalam kehidupan, sehingga hidup ini tak melulu tentang diri sendiri, tetapi juga sesama, agama, bangsa dan negara. Wallahu a’lam.*
(bmh.or.id)
BMH Sidoarjo
Rekening infaq an Baitul Maal Hidayatullah:
BNI: 0-171-089-937
BCA Syariah: 0-160-030-000
Mandiri Syariah: 7-042-955-293
Connect Us